Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, suatu hari pergi bersama para sahabatnya untuk berziarah kubur. Karena ziarah kubur disunahkan, sebagaimana sabda Nabi ‘alaihis shalatu wassalam: “Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah, karena itu mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ahmad)
Ketika Ali masuk area pemakaman dan melihat kuburan, ia berkata, “Wahai ahli kubur! Adapun harta kalian, telah dibagi-bagi, sedangkan rumah-rumah kalian telah dihuni, dan istri-istri kalian telah menikah lagi. Inilah kabar dari kami. Lalu apa kabar dari kalian?”
Lantas Ali terdiam dan menoleh kepada para sahabatnya, lalu berkata, “Demi Allah, seandainya mereka dapat menjawab, niscaya mereka mengatakan: ‘Kami dapati bahwa sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.’”
Kisah ini masyhur diriwayatkan dari Ali radhiyallahu ‘anhu Kisah yang menyentuh dan penuh pelajaran. Ali berbicara dengan para penghuni kubur dengan berkata, “Wahai ahli kubur!” Yakni wahai para penghuni kubur. Beliau mengatakan itu sebagai nasihat bagi dirinya dan orang-orang yang bersamanya serta orang yang mendengar kisah ini. Beliau sebenarnya tidak bermaksud berbicara dengan para penghuni kubur.
Namun, beliau bermaksud memberi nasihat dengan perkataan itu. Beliau berkata, “Adapun harta” yakni harta kalian. “Telah dibagi” yakni telah dibagi-bagi oleh ahli waris kalian. “Sedangkan rumah-rumah” yakni rumah-rumah kalian, “telah dihuni”, yakni tidak menjadi rumah kosong, tapi ditinggali orang lain. “Dan istri-istri kalian telah dinikahi” yakni mereka telah menikah lagi.
Hal ini bisa terjadi atau bisa juga tidak, tapi beliau membicarakan orang yang istrinya sudah menikah lagi. Dengan ucapan ini, beliau ingin mengungkapkan bahwa kalian para penghuni kubur telah dilupakan oleh orang-orang yang masih hidup, dan tidak tersisa bagi kalian kecuali amal saleh.
Oleh sebab itu, beliau berkata: “Seandainya mereka dapat menjawab niscaya akan menjawab: ‘Kami dapati sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.’” Ya, orang yang sudah mati tidak berharap kecuali beramal saleh. Seandainya dikatakan kepada orang mati, “Berharaplah!” niscaya yang ia harapkan hanyalah dapat kembali ke dunia lalu beramal saleh.
Tidak mungkin ia berharap dapat kembali ke dunia untuk membangun istana, memperoleh harta, atau mengejar urusan duniawi lainnya. Namun, satu-satunya harapan mereka adalah agar mereka dapat beramal saleh.
“Hingga ketika datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak!” (QS. al-Mu’minun: 99-100).
Inilah harapan orang-orang yang telah meninggal dunia. Sedangkan kita yang masih hidup ini memiliki kesempatan yang diharapkan orang-orang yang telah mati. Kita yang masih hidup, pintu beramal saleh masih terbuka lebar. Pintu taubat masih terbuka. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah terlewatkan. Oleh karena itu, kita harus mengejar ketertinggalan di sisa umur kita ini dengan melakukan amalan yang berguna bagi kita setelah kematian.
====
رُوِيَ أَنَّ عَلِيَّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ذَهَبَ يَوْمًا وَمَعَهُ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِهِ لِزِيَارَةِ الْمَقْبَرَةِ أَنَّ زِيَارَةَ الْمَقْبَرَةِ سُنَّةٌ كَمَا قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْآخِرَةَ
فَلَمَّا دَخَلَ الْمَقْبَرَةَ وَرَأَى الْقُبُورَ قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ أَمَّا الْأَمْوَالُ فَقَدْ قُسِمَتْ وَأَمَّا الدُّورُ فَقَدْ سُكِنَتْ وَأَمَّا الزَّوْجَاتُ فَقَدْ تَزَوَّجْنَ هَذَا خَبَرُ مَا عِنْدَنَا فَمَا خَبَرُ مَا عِنْدَكُمْ؟
ثُمَّ سَكَتَ وَالْتَفَتَ لِأَصْحَابِهِ وَقَالَ أَمَا وَاللَّهِ لَوْ تَكَلَّمُوا لَقَالُوا وَجَدْنَا خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَهَذِهِ الْقِصَّةُ الْمَشْهُورَةُ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قِصَّةٌ مُؤَثِّرَةٌ فِيهَا الْعِبْرَةُ فَعَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ يُخَاطِبُ أَصْحَابَ الْقُبُورِ وَيَقُولُ لَهُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ يَعْنِي يَا مَنْ سَكَنْتُمْ الْقُبُورَ وَهُوَ يُرِيدُ بِذَلِكَ الْمَوْعِظَةَ لِنَفْسِهِ وَلِمَنْ مَعَهُ وَلِمَنْ تُنْقَلُ لَهُ هَذِهِ الْقِصَّةُ وَهُوَ لَا يُرِيدُ خِطَابَ أَصْحَابِ الْقُبُورِ حَقِيقَةً
لَكِنَّهُ يُرِيدُ مِنْ ذَلِكَ الْمَوْعِظَةَ بِهَذِهِ الْكَلِمَاتِ فَيَقُولُ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ أَمَّا الْأَمْوَالُ يَعْنِي أَمْوَالُكُمْ فَقَدْ قُسِمَتْ يَعْنِي اقْتَسَمَهَا الْوَرَثَةُ وَأَمَّا الدُّوْرُ يَعْنِي بُيُوتُكُمْ فَقَدْ سُكِنَتْ لَنْ تَبْقَى فَارِغَةً سَكَنَهَا غَيْرُكُمْ وَأَمَّا نِسَاؤُكُمْ فَقَدْ نُكِحَتْ يَعْنِي تَزَوَّجْنَ
يَعْنِي وَهَذَا قَدْ يَقَعُ وَقَدْ لَا يَقَعُ لَكِنْ هُوَ يَتَكَلَّمُ عَمَّنْ تَزَوَّجَتْ نِسَاؤُهُ فَهُوَ يُرِيدُ بِذَلِكَ يَعْنِي أَنَّكُمْ يَا أَصْحَابَ الْقُبُورِ قَدْ نَسَاكُمُ الْأَحْيَاءُ وَلَمْ يَتَبَقَّ لَكُمْ سِوَى الْعَمَلِ الصَّالِحِ
وَلِهَذَا قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَوْ تَكَلَّمُوا لَقَالُوا وَجَدْنَا خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى نَعَمْ الْمَيِّتُ لَا يَتَمَنَّى إِلَّا عَمَلًا صَالِحًا لَوْ قِيلَ لِلْأَمْوَاتِ تَمَنَّوْا لَمَا تَمَنَّوْا سِوَى أَنْ يَرْجِعُوا لِلدُّنْيَا وَيَعْمَلُوا صَالِحًا
لَا يُمْكِنُ أَنْ يَتَمَنَّوْا أَنْ يَرْجِعُوا لِلدُّنْيَا لِبِنَاءِ الْقُصُورِ أَوْ لِتَحْصِيلِ الْأَمْوَالِ أَوْ لِغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأُمُورِ الدُّنْيَوِيَّةِ إِنَّمَا غَايَةُ مَا يُرِيدُونَ أَنْ يَعْمَلُوا صَالِحًا
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا
هَذِهِ هِيَ أُمْنِيَّةُ الْأَمْوَاتِ وَنَحْنُ الْأَحْيَاءُ نَحْنُ فِي فُرْصَةٍ يَتَمَنَّاهَا الْأَمْوَاتُ نَحْنُ الأَحْيَاءُ لَا زَالَ بَابُ الْعَمَلِ مَفْتُوحًا وَلَا زَالَ بَابُ التَّوْبَةِ مَفْتُوحًا وَلَا زَالَ بِالْإِمْكَانِ التَّدَارُكُ فَيَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَدَارَكَ مَا تَبَقَّى مِنْ أَعْمَارِنَا فِيمَا يَنْفَعُنَا بَعْد مَمَاتِنَا